Sabtu, 10 Januari 2009

3 rd cerpens

~ usah bertangis lanjut, bun...!
~*~
Malam itu usai aku pulang dari rumah tina, aku mendengar ayah dan bunda sedang bertengkar. disertai jerit serak bunda kesakitan. kusegerakan masuk
rumah. aku nggak mau kalau tangan ayah makin menjajahi kasar kulit bunda yg tak berdosa.
jelas di depan mataku, bunda sedang menjadi bulan bulanan tangan kasar orang yg slama ini aku panggil ayah.

" cukup yah, cukuuuup....! " teriak ku lantang sembari menahan tangan ayah yg hendak membiru bekukan muka bunda.

" apa salah bunda yah?...apa?...mengapa ayah sekarang berubah, mana ayah yg
aku kenal dahulu,ayah yg perhatian dan sayang sama kita semua....? "
lontar ku memuntahkan semua keluh kesal yg slama ini membekam diri.


" Bragggg.......hhhhh" keras pintu tertutup.


itu yg slalu ayah lakukan sehabis puas membulan bulani bunda.ayah pergi
ngelayap entah kemana. kadang seminggu baru pulang.

" yaaa...Tuhan, jagalah kebahagiaan keluarga kami, jangan kau ambil tawa ceria yg dahulu slalu mengisi tiap ruang disini....."


Usai siang melanda
gelap hari menjelang
taburan bintang
membentang indahnya
bak kembang api
yg berjepretan mengangkasa
mengindahkan mengagungkan
indah dunia indah malam
indah angan indah mimpi....

**
" bunda...bunda..." tangis nandu, menghempas mimpi yg hendak mengembang.
ku ayunkan langkah menghampiri kamar bunda. kamar bunda terbuka.tinggalah adik kecilku sendiri sedang menangis ketakutan di atas ranjang.
sejurus ku peluk dan ku gendong sayang.

" bun, bunda..." panggil ku khawatir mencari cari bunda.

teriak histeris tiba tiba mengagetkanku dari gudang belakang.

" hah...itu kan suara bunda " tebak ku seraya bergegas menghampiri.

" yah... ini anak kita, darah daging ayah sendiri "
" tidak, tidak mungkin, pasti kamu melakukannya dg orang lain "
" sumpah demi Tuhan...bunda tdk pernah melakukannya dg orang lain..."
" tidak, saya tidak percaya dg semua omong kosongmu "

" bragggg....hhhh " suara benda pecah kemakan tangan kasar ayah.

" bundaaa..." aku menghampiri lalu memeluk bunda erat erat.tangis kami pecah.
begitu teganya ayah menuduh bunda berselingkuh dan tidak mengakui janin yg sedang bunda kandung.
ini kesekian kalinya ayah menyakiti bunda, tentunya menyakiti aku dan nandu pula. semenjak ayah naik jabatan menjadi koordinator wilayah di tempatnya bekerja, sikap dan tabiat ayah berubah.
kasar, bengis, acuh itu yg aku lihat dari ayahku yg sekarang, ayah yg perhatian dan sayang sama kita, kini tak lagi ku lihat. " my ded, has changed....".

***
Minggu, saat surya masih terbeku...
segerombolan orang berbadan besar tiba tiba menggedor gedor pintu tanpa sopan.

" torg ~ torg ~ torghhh..." suara pintu nyaring terdengar

Aku terkejut setengah mati saat sosok ayah tiba tiba hadir di antara mereka.
hari ini adalah hari yg paling menyakitkan dan tidak akan aku lupakan seumur hidupku. hari dimana seorang ayah dengan teganya mengusir istrinya yg sedang mengandung dan kedua anaknya sendiri.
tanpa iba, tanpa simpati, tanpa ampun, laki laki yg dulu penuh kasih sayang berbalik menjadi iblis yg begitu jahat dan laknatnya...

kerongkonganku seakan terganjal sesuatu benda yg besar, mulutku tak mampu berucap.
hanya linangan air mata yg mengucur derasnya,menyilang nyilang kulit mukaku.
sementara si kecil nandu tak henti hentinya menangis sampai serak mengerak.
dan bunda, bunda lemas tiada daya terkapar di atas batako beranda.....

~ kami bertiga terusir dari rumah tanpa membawa benda berharga apapun.
hanya telepon genggam satu satunya benda yg masih tersisa,menyelip di sakuku.
aku jual benda kesayanganku itu, untuk ongkos pulang ke rumah eyang di lembang. kami bertiga naik bus dari jakarta menuju lembang, bandung.
satu satunya tempat yg bisa menerima kami bertiga, dan aku berharap semoga
lembang bisa menjadi tempat pelipur lara yg tlah tersirat, dan penghapus duka yg tlah menjerat......

" aku janji...aku akan membahagiakan mu bun...
nandu dan si kecil yg sedang bunda kandung "

" aku janji...aku akan menjaga bunda selalu...
sekuat tenaga,sepenuh hati,setulus jiwaku
meski aku bukan anak laki laki....."

" yaaa.....Allah berikanlah hamba kekuatan...
untuk membahagiakan bunda,bunda,dan bunda...".

"Usah bertangis lanjut, bun.....!".

6 komentar:

Anonim mengatakan...

jahat bgt se ayah nya,raja tega
btw pengalaman pribadi lo ya"

Anonim mengatakan...

so sady boy

Anonim mengatakan...

aduh...sedih

Anonim mengatakan...

aku jadi inget ma....

Anonim mengatakan...

io

Anonim mengatakan...

ya allah sedih bgt sich ?oh...

all create by io frazio